BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Masalah pencemaran
udara di kota - kota besar, sangat di pengaruhi oleh berbagai faktor yaitu :
topografi, kependudukan , iklim dan cuaca serta tingkat atau angka perkembangan
sosio ekonomi dan industrialisasi
Masalah-masalah ini
akan meningkat keadaannya, jika jumlah penduduk perkotaan semakin meningkat
yang mengakibatkan jumlah penduduk yang terpapar polusi udara juga
meningkat.
Polusi udara perkotaan
diperkirakan memberi kontribusi bagi 800.000 kematian tiap tahun (WHO/UNEP).
Saat ini banyak negara berkembang menghadapi masalah polusi udara yang jauh
lebih serius dibandingkan negara maju. Contoh klasik pengaruh polusi udara
terhadap kesehatan dapat dilihat pada kota-kota di negara maju seperti Meuse
Valley, Belgia tahun 1930; Donora, Pennsylvania tahun 1948; dan London, Inggris
tahun 1952; di mana terjadi peningkatan angka kematian (mortalitas) dan
kesakitan (morbiditas) akibat polusi udara yang berakibat pada penurunan
produktivitas dan peningkatan pembiayaan kesehatan. Oleh sebab itu polusi udara
juga merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cukup penting.
Di Indonesia,
kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Menurut
World Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga 2001 terdapat
pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar hampir 100%.
Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk,
baik akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar
dengan kualitas kurang baik (misal: kadar timbal/Pb yang tinggi) . World Bank
juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar
polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Polusi
udara yang terjadi sangat berpotensi menggangu kesehatan. Menurut perhitungan kasar dari World Bank tahun 1994
dengan mengambil contoh kasus kota Jakarta, jika konsentrasi partikulat (PM)
dapat diturunkan sesuai standar WHO, diperkirakan akan terjadi penurunan tiap
tahunnya: 1400 kasus kematian bayi prematur; 2000 kasus rawat di RS,
49.000 kunjungan ke gawat darurat; 600.000 serangan asma; 124.000 kasus
bronchitis pada anak; 31 juta gejala penyakit saluran pernapasan serta
peningkatan efisiensi 7.6 juta hari kerja yang hilang akibat penyakit saluran
pernapasan – suatu jumlah yang sangat signifikan dari sudut pandang kesehatan
masyarakat. Dari sisi ekonomi pembiayaan kesehatan (health cost) akibat polusi
udara di Jakarta diperkirakan mencapai hampir 220 juta dolar pada tahun 1999.
2)
TUJUAN
1. Menganalisis pengertian polusi udara.
2.
Menganalisis bahaya dan dampak polusi udara .
3. Mencari solusi dari pencemaran udara.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian polusi
udara
Pencemaran Lingkungan atau polusi adalah
proses masuknya polutan ke dalam suatu lingkungan sehingga dapat menurunkan
kualitas lingkungan tersebut. Menurut Undang-undang Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup No. 4 tahun 1982, pencemaran lingkungan atau polusi adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain
ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya.
Menurut UU No. 32 tahun 2009, pencemaran
lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Yang dikatakan sebagai polutan adalah suatu
zat atau bahan yang kadarnya melebihi ambang batas serta berada pada waktu dan
tempat yang tidak tepat, sehingga merupakan bahan pencemar lingkungan,
misalnya: bahan kimia, debu, panas dan suara. Polutan tersebut dapat
menyebabkan lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan
akhirnya malah merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya.
2.
Sumber Polusi udara
Banyak faktor yang
dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan
oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya.
Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung
dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.
Pencemar udara
dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah
substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon
monoksida
adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder
adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer
di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara
sekunder.
Atmosfer merupakan
sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini pertumbuhan
keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan
hubungannya dengan pemanasan
global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.
1.
Kegiatan manusia
Transportasi,Industri,Pembangkit listrik, Pembakaran (perapian,
kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar),Gas buang
pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
2.
Sumber alami
3.
Sumber-sumber lain
Transportasi amonia,Kebocoran tangki klor,Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir sampah,Uap pelarut organik.
3.
Jenis – Jenis Bahan
Pencemar Udara
- Karbon monoksida (CO)
Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di
berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta
disebabkan karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar
solar terutama berasal dari Metromini. Formasi CO merupakan fungsi dari rasio
kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar
mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang
terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu
strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di
berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan
jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar
karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan
bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan
penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor.
2.
Sulfur Oksida (SOx)
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama
disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu
sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), yang keduanya disebut sulfur
oksida (SOx). Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem
pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi
pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang
sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang
berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang
mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.
3.
Ozon (O3)
Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat
setelah fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam
jumlah kecil tetapi lapisan ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari
radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk di udara pada ketinggian 30km dimana
radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah
molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen, tergantung dari jumlah molekul O2
atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar
matahari dengan kuat di daerah panjang gelombang 240-320 nm.
4.
Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon di udara
akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang
disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah
industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan
menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
5.
Khlorin (Cl2)
Gas Khlorin ( Cl2)
adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas khlorin
2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang toksik. Gas
khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang dunia
ke-1.Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata
saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan
bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat
sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Gas khlorin juga dapat
mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen seperti pada proses yang
terjadi di bawah ini.
6.
Partikulat Debu (TSP)
Pada umumnya ukuran
partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung
masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti
bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena
partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan
menyebabkan iritasi.
7.
Timah Hitam (Pb)
Gangguan kesehatan
adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfhidril dari protein yang
menyebabkan pengendapan protein dan menghambat pembuatan haemoglobin, Gejala
keracunan akut didapati bila tertelan dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan
sakit perut muntah atau diare akut. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan
hilang nafsu makan, konstipasi lelah sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota
badan, kejang dan gangguan penglihatan.
8.
Nitrogen Dioksida (NO2)
NO2 bersifat racun
terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat
mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut
disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar NO2 sebesar
800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji
dalam waktu 29 menit atau kurang. Percobaan dengan pemakaian NO2 dengan kadar 5
ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.
Zat-zat
pencemar udara yang paling sering dijumpai dilingkungan perkotaan adalah:
SO2, NO dan NO2, CO, O3,
SPM (Suspended Particulate Matter) dan Pb. SO2
berperan dalam terjadinya hujan asam dan
polusi partikel sulfat aerosol. NO2 berperan terhadap
polusi partikel dan deposit asam dan prekusor ozon yang merupakan unsur pokok
dari kabut fotokimia. Asap dan debu termasuk polusi partikel. Ozon,
CO, SPM, dan Pb seluruhnya telah
dibuktikan memberi pengaruh yang merugikan kesehatan manusia.
Pembakaran bahan bakar fosil di sumber-sumber yang menetap, mengarah
terbentuknya produksi SO2, NO dan NO2
serta Pb,sedangkan masing- masing minyak dan solar jelas
terbukti menghasilkan sejumlah artikel dan SO2 sebagai tambahan dari
NO dan NO2.
Suatu hal yang perlu
diperhatikan pada beberapa negara berkembang adalah Cenderung
banyaknya kendaraan bermotor tua dan tak
terawat sehingga jelas merupakan suatu faktor yang menunjukkan
kendaraan tersebut adalah sumber zat-zat pencemar. Banyaknya jumlah kendaraan
bermotor didunia saat ini dipusatkan kedalam kelompok ekonomi
pendapatan tinggi dunia. Pada tahun
1988, negara-negara OECD (Organization for
Economic Cooperation and Development) mencatat
bahwa dari 80% jenis-jenis mobil didunia: 70%nya adalah jenis truk dan
bus-bus , >50% merupakan kendaraan beroda dua dan tiga. Sebagai
tambah zat-zat pencemar udara yang lebih
tradisionil yang lebih umum, sejumlah besar
racun dan zat kimia dideteksi telah
meningkat jumlahnya diudara perkotaan, walaupun dengan konsentrasi
rendah. Contohnya :
- Logam-logam berat pilihan (Berilium, Cadnium, Merkuri)
- Sedikit zat-zat organik (Benzene, Polychlorodi
benzo-dioxid, Furan,Formaldehide, Vinychloride, Polyaromatic hidrokarbon)
- Radionucleids seperti ; rado
- Fibers; Asbes
Bahan-bahan
kimia tersebut dikeluarkan dari bermacam-macam
sumber seperti pembakaran sampah, pabrik-pabrik
pengelolah limbah, proses-proses industri dan
manufaktur, dry cleaning, bahan-bahan bangunan, dan kendaraan bermotor.
Walaupun emisi-emisi zat kimia
ini umumnya lebih rendah
kadarnya dibandingkan zat pencemar tradisionil,
namun jelas polutan ini memberi resiko terhadap
kesehatan sehubungan dengan daya racun mereka yang sangat tinggi atau bersifat
karsinogenik bahkan bisa keduanya.
Zat - zat
polutan ini lebih sering dianalisa karena
rendahnya konsentrasi mereka diudara, juga karena pengawasan yang
sangat kurang. Untuk itu dilakukan
pengawasan secara otomatis.
4.
Dampak Pencemaran
Udara
1.
Dampak Pencemaran
Udara Terhadap Manusia
a.
Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana,
ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang
dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan
troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan
global.
Dampak dari pemanasan global
adalah:
- Pencairan es di kutub
- Perubahan iklim regional dan global
- Perubahan siklus hidup flora dan fauna
b.
Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km)
merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari.
Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di
stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya,
sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.Kerusakan lapisan ozon
menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit
pada tanaman.
c.
Mempengaruhi penurunan daya pikir
Menurut hasil
penelitian, polusi udara bisa mempengaruhi penurunan daya pikir kita. Beberapa
tahun lalu suatu penelitian besar-besaran dengan subyek perempuan yang disebut
Penelitian Kesehatan Perawat mengumpulkan data mengenai daya ingat,
keterampilan berpikir, dan dimensi berpikir lainnya.
Jennifer Weuve dari Rush
Institute of Healthy Aging di Chicago mengkombinasikan data ini dengan
informasi tentang kualitas udara di mana para perempuan ini tinggal.Secara
khusus, ia membandingkan kandungan partikel polutan udara tertentu dengan
perubahan dalam indeks kemampuan berpikir dalam jangka waktu beberapa tahun.Ia
memaparkan, Penemuan paling penting dalam penelitian kami adalah, perempuan
yang terpapar pada lingkungan dengan tingkat partikel yang lebih tinggi dalam
jangka waktu lama, mengalami penurunan dalam indeks kemampuan daya pikir mereka
dalam masa empat tahun ketika kami mengamati mereka.Jika penurunan daya pikir
terjadi lebih cepat ketika kualitas udara memburuk, bagaimana caranya polusi
dapat menyebabkan hilangnya kemampuan dan fungsi mental atau pikiran?
Weuve mengatakan bahwa
partiel-partikel di udara tersebut bisa saja masuk ke dalam otak secara
langsung. Ukurannya sangat kecil – 10 mikron, seperseribu milimeter – dan
mereka dapat menyerang daya tahan tubuh normal serta mencapai otak baik melalui
paru-paru atau liang sinus di kepala
Beberapa penelitian
menemukan, partikel-partikel ini – setidaknya sebagian – bisa sungguh-sungguh
masuk ke otak di mana mereka menyebabkan peradangan dan bahkan dapat
menyebabkan perubahan miskroskopis yang merupakan gejala penyakit Alzheimer,”
paparnya lagi.Bisa juga penurunan kemampuan berpikir ini terjadi secara tidak
langsung. Banyak penelitian telah mengidentifikasi hubungan antara polusi udara
dan penyakit jantung, dan penurunan kemampuan berpikir ini bisa saja disebabkan
oleh kerusakan sistem pasokan darah.\ Sebagai contoh, penelitian yang
diterbitkan di jurnal yang sama dengan makalah Weuve, yakni “Archives of
Internal Medicine,” menemukan bahwa risiko serangan jantung lebih tinggi ketika
lebih banyak terdapat partikel polutan di udara. Partikel halus ini kebanyakan
berasal dari knalpot kendaraan.
Penelitian dalam
Jurnal Asosiasi Medis Amerika (JAMA) menggabungkan hasil dari 34 penelitian dan
menemukan hubungan secara statistik yang signifikan antara risiko serangan
jantung dan sejumlah besar polutan udara, kecuali ozon.
Para peneliti
mengatakan bahwa sebagai faktor resiko untuk serangan jantung, polusi udara
tidaklah sebegitu berbahaya dibandingkan merokok dan tekanan darah tinggi.
Namun di sisi lain, polusi udara, terutama bagi yang tinggal di daerah kota dan
negara-negara industri, adalah hal yang tidak terhindarkan dalam kehidupan
sehari-hari.
d.
Mengakibatkan stroke
Salah satu penelitian
di Amerika menyebutkan bahwa udara yang kotor turut memicu serangan stroke.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Archives of Internal Medicine
menyebutkan, tinggal dalam waktu yang lama dengan lingkungan yang tidak sehat
seperti polusi udara menyebabkan kemungkinan penyakit stroke yang lebih tinggi.
Penelitian tersebut
mengkaji catatan medis dari sekitar 1.700 pasien stroke yang dirawat di
Deaconess Beth Israel Medical Center di Boston antara 1999-2008.
Dari hasil penelitian
ditemukan bahwa sebagian besar pasien tinggal di tempat dengan udara kotor
melalui data dari stasiun pemantauan polusi udara lokal, sehingga lambat laun
akan memicu penurunan fungsi kognitif dan pada akhirnya memicu serangan
stroke.Dalam penelitian disebutkan bahwa peningkatan risiko terbesar dari efek
terburuk polusi yaitu pada siang hari pukul 12 sampai pukul 2 siang.
e.
Mengakibatkan serangan jantung
Sebuah studi terbaru
mengungkapkan bahwa udara terkait dengan kenaikan resiko serangan jantung.
Seperti yang di kutip dari ST,bernapas di udara kotor/yang banyak tercemar oleh
zat-zat kimia dapat mengakibatkan serangan jantung terhadap manusia,beberapa
hari sesudahnya, ungkap sebuah penelitian yang di lakukan di Paris, Prancis.
Penelitian yang di
pimpin Dr.Hajrije Mustafic dari Paris Cardiovascular Researcha Center,menemukan
bahwa serangn jantung didapatkan dari semua tingkat polutan yang ada kecuali
Ozon,ungkap laporan yang dipublikasikan di Journal of the American Medical
Association.
Para peneliti di studi
ini melihat pada 34 studi yang diabandingkan dengan risiko menderita serangan
jantung,di berbagai tingkatan,yang tercampur polusi udara,selain itu laporan
ini juga termasuk hasil survey dari sekitar 400 sampai 300 ribu orang dengan
serangan jantung.
f.
Tingkat risiko kelahiran premature
Polusi udara dan
adanya lapisan ozon dekat dengan Bumi diduga meningkatkan risiko kelahiran
prematur dan hal itu dapat terjadi sebelum minggu ke-37. Sebuah studi oleh para
peneliti di Universitas UmeƄ di utara Swedia membuktikan hal tersebut, lewat
survei yang diikuti oleh 115 ribu ibu di Stockholm, daerah Charlene.Hasil studi
yang dilakukan sebelumnya di kota-kota lain juga mengkonfirmasi kesimpulan
tersebut.Jika Anda menambahkan bersama efek dari sejumlah besar gas buang dan
ozon, jumlah itu melebihi efek dari merokok, kata David Olsson, seorang ahli
dalam bidang Kedokteran Kesehatan dan Klinis dari universitas Umea, dalam
sebuah wawancara dengan koran Svenska Dagbladet.Dalam pandangannya, lantaran
Ozon terletak dekat dengan permukaan bumi, diduga dapat mengganggu perkembangan
plasenta, maka dengan demikian juga mempengaruhi waktu kelahiran.
Pada tahap akhir
kehamilan dapat menyebabkan peradangan gas buang di saluran udara, sehingga
dapat membuat ibu keburu melahirkan di rumah.Penelitian sebelumnya juga
menunjukkan bahwa anak yang lahir prematur lebih rentan terhadap asma dan
penyakit pernapasan lainnya.
2.
Dampak Pencemaran
Udara Terhadap Tanaman
Tanaman yang tumbuh di
daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya
dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan
tanaman dapat menghambat proses fotosintesis
a.
Hujan asam
pH normal air hujan
adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2
bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak
dari hujan asam ini antara lain:
b.
Mempengaruhi kualitas air permukaan
c.
Merusak tanaman
d.
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
e.
Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
3. Dampak polusi udara terhadap kesehatan jangka pendek dan
jangka panjang
1. Jangka pendek
a)
Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau
kunjungan rutin dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi
(pernapasan) dan kardiovaskular.
b)
Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit
c)
Jumlah absensi (pekerjaan ataupun sekolah)
d)
Gejala akut (batuk, sesak, infeksi saluran pernapasan)
e)
Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah)
|
2. Jangka panjang
|
a.
Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular
b.
Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma,
penyakit paru, osbtruktif kronis)
c.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
d.
Kanker Paru-paru
5.
Polusi udara di tempat
kerja
Secara khusus polusi
juga menyergap di berbagai tempat kerja dan menimbulkan dampak bagi paru.
Sejarah penyakit paru akibat kerja ini dimulai semenjak pertengahan abad ke-16.
Pada masa itu Gregorius Agricola, seorang ilmuwan Eropa mencoba menemukan
hubungan antara pekerjaan dengan penyakit. Ia menerbitkan buku berjudul De re
Metallica, yang menguraikan penyakit asma akibat kerja.
Beberapa penyakit paru
kerja yang penting antara lain silikosis, asbestosis, bisinoss, pneumokoniosis
pekerja batu bara, asma kerja, dan kenker paru akibat kerja.
a)
Silikosis
Silikosis adalah
penyakit paru kerja yang paling banyak dijumpai akibat penimbunan silika bebas
(SiO2). Penyakit ini menimpa mereka yang bekerja di industri yang menghasilkan
batu-batu untuk bangunan, pabrik semen, perusahaan keramik, tambang timah
putih, besi, batu bara, perusahaan granit, pabrik besi dan baja, atau sejenis yang
lainnya.
Secara klinis
silikosis dibagi dalam tiga tingkatan. Tingkat pertama adalah simple silicosis
yang ditandai dengan penderita mulai mengeluh sesak ringan. Pada tingkat dua
atau silikosis sedang, sesak serta batuk makin menjadi dan faat paru jelas
mulai terganggu. Pada tingkat ketiga kelainan paru makin menghebat dan dapat
terjadi kor pulmonale.
Sampai sekarang belum
ada pengobatan spesifik untuk silikosis. Untuk itu pencegahan harus diutamakan.
Misalnya saja, cara pencegahan tetap harus senantiasa diutamakan. Kadar silika
bebas di lingkungan kerja harus selalu di bawah nilai ambang batas. Cara
substitusi juga dapat dilakukan, misalnya dengan mengganti tepung silika dengan
bahan zirconium pada penuangan besi/baja dan penggunaan carborundum atau alumina
untuk penggurindaan.
b)
Asbestosis
Asbes banyak sekali
dipergunakan sehari-hari mulai dari bahan pembuat kabel listrik, cat, ban
kendaraan bermotor serta bantalan rem, sampai atap rumah. Secara umum asbes
dapat menimbulkan tiga penyakit di paru, yaitu asbestosis, kanker paru, dan
mesotelioma. Tidak ada pengobatan spesifik untuk asbestosis. Di banyak negara
maju sudah ada aturan khusus untuk penggunaan asbes yang dikenal dengan The
Asbestos Regulation.
c)
Bisinosis
Penyakit ini pertama
kali dilaporkan oleh Dr. Kay dari Inggris dari awal abad XIX. Ia menemukan
adanya gangguan pernapasan pada pekerja di pabrik tekstil. Penyakit terjadi
karena paparan debu kapas secara berlebihan. Nama bisinosis berasal dari bahasa
Yunani yang berarti kain atau rami. Yaitu keluhan rasa berat/sempit di dada dan
sesak napas pada hari pertama masuk kerja setelah libur akhir pekan. Sehingga
sering disebut moday fever.
d)
Kanker paru akibat kerja
Kanker paru adalah
kanker pada pria yang paling sering ditemukan di dunia. Faktor utama penyebab
kanker paru adalah kebiasaan merokok. Di lain pihak, polusi udara di tempat
kerja ternyata bisa juga menjadi pemicu.
Berbagai bahan telah
diteliti sehubungan dengan kanker paru ini. Acrylonitrile yang banyak digunakan
pada tanaman adalah salah satu contohnya. Demikian pula arsen, pada peleburan
tembaga. Logam kadmium pada industri batu baterai. Berilium pada industri
tabung dan lampu pijar. Serta chromium, vynil, chloride, dan asbes.
6. Cara Mengatasi
Pencemaran Udara
1. Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan
2. Mengurangi gas buangan emisi, dengan cara pesiunkan
mobil – mobil yang sudah tidak layak untuk beroperasi .
3. Beralihlah ke kendaraan umum, dan kurangi pemakaian
kendaraan pribadi.
4. Tidak menebang hutan dan melakukan penebangan hutan
secara liar, sebab dapat mengurangi produksi oksigen.
5. Melakukan penanaman pohon dan memeliharanya
dengan baik, mengurangi dampak global warming.
6. Gunakan kendaraan yang ramah lingkungan,seperti
sepeda.
7.
Membangun RTH (Ruang Terbuka Hijau) .
8. Berhentilah
merokok.
9.
Meminimalkan pemakaian AC, Pilihlah AC non CFC dan hemat energi.
10.
Memakai plastik berulang kali. Sampah plastik sulit di urai dan kalau di bakar
menimbulkan zat beracun.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Polusi udara di
kota-kota besar,hari demi harinya semakin parah di karnakan banyak paktor yang
membuat pengaruh polusi udara di kota-kota besar,di antaranya dari kendaraan
yang sudah tua,baik roda dua maupun roda empat,banyaknya pabrik pabrik yang
berbahan bakar kimia dan sebagainya.dari polusi udara ini maka masyarakat kota
sangat rentan dengan penyakit-penyakit contohnya serangan jatung,asma dan
sebaginya. Sebagi solusinya pemerintah harus dengan cepat bergerak bagai mana
caranya supaya polusi udara bisa dapat di kurangi.contohnya dengan menanam
pohon-pohon di pinggir-pinggir jalan yang masih kosong.
2.
Saran
Mudah-mudahan dengan
di buatnya makalah ini bisa lebih membantu masyarakt-masyarakat Indonesia
khususnya untuk lebih menjaga lingkungan dan kesehatan tubuh bagi mereka.dan
supaya bisa dapat mengurangi gejala-gejala yang menyebabkan polusi udara yang
dapat menggangu kesehatn bagi manusia.
DAFTAR PUSTAKA
- http://www.hijauku.com/category/produk/
- http://obatherbal.biz/polusi-udara-di-perkotaan-picu-hipertensi
- http://industri16ferdybima.blog.mercubuana.ac.id/2011/02/01/polusi-udara-di-kota-besar/
- http://putracenter.net/2009/01/07/pencemaran-udara-dampak-dan-solusinya/
- http://ijodaoen.blogspot.com/2008/10/solusi-polusi-udara-kota.html
- http://rerandmahda.blogspot.com/2013/05/cara-mengurangi-polusi-udara.html
- http://www.anneahira.com/cara-mengatasi-pencemaran-udara.htm